Gebyar PKA ke 8 2023

Kuliner Tradisional Memek asal Simeulue Dipamerkan pada PKA

Diketahui, makanan memek ini berbahan dasar dari beras ketan putih, pisang kepok, dan santan kelapa.

Penulis: TM Farizi | Editor: Jamaluddin
pekankebudayaanaceh.com
Kuliner tradisional memek asal Simeulue dapat dinikmati di anjungan kabupaten itu pada arena utama PKA Ke-8, Taman Sultanah Shafiatuddin, Banda Aceh. 

Tak hanya itu, memek kini ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia pada 2019 lalu.

Sebuah prestasi yang patut diapresiasi dan dibanggakan tak hanya oleh masyarakat Simeulu, namun juga Aceh pada umumnya.

Diketahui, makanan memek ini berbahan dasar beras ketan putih, pisang kepok, dan santan kelapa.

Adapun proses pembuatan yaitu beras ketan putih digonseng terlebih dulu hingga berwarna kuning kecokelatan.

Baca juga: Sejumlah Produk Binaan Lembaga Pemerintah Dipamerkan di Expo Pembangunan PKA

Lalu, tambahkan taburan gula ke pisang kepok secukupnya dan dihaluskan dalam wadah.

Kemudian, kelapa yang sudah diperas jadi santan, dimasukkan ke adonan pisang tersebut.

Bahan-bahan ini dicampur dan ditumbuk menggunakan batang pisang atau benda keras lain sampai benar-benar halus.

Bendahara Dekranasda Simeulue, Agnes, mengatakan sajian memek bertekstur kasar dan lembut.

Manis dan gurih jadi rasa paling dominan dalam kuliner khas daerah kepulauan di Aceh itu.

Menurutnya, selain daya pikat wisata bahari, wisatawan yang berkunjung ke Simeulue kini mulai tertarik dengan kuliner di sana.

Salah satunya memek.

Baca juga: Anda Jadi Korban Copet di Arena PKA, Segera Hubungi 082316851998 atau Lapor ke Pusat Informasi

“Kuliner ini jadi incaran wisatawan.

Mungkin karena namanya unik, jadi mereka penasaran,” ujar Agnes.

Bagi masyarakat yang penasaran dengan citarasa makanan memek, kini dapat mengunjungi Anjungan Kabupaten Simeulue di arena utama Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-8, Taman Sulthanah Shafiatuddin, Banda Aceh.

Di sana, satu porsi kuliner memek cuma dijual Rp 5 ribu.

“Selain itu kami juga menyediakan varian makanan tradisional lain dari Simeulue,” pungkas Agnes. (Penulis adalah mahasiswa internship dari Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved