Tahukah Anda

Menyantap Makanan Berlemak Saat Stres Berdampak Buruk bagi Tubuh, Ini Kata Ahli

Seperti telah diketahui, konsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat dengan cepat menyebabkan kenaikan berat badan.

Editor: Muliadi Gani
ist
Coklat 

PROHABA.CO - Seperti telah diketahui, konsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat dengan cepat menyebabkan kenaikan berat badan.

Nah, sebuah studi menunjukkan bahwa peningkatan berat badan akibat konsumsi makanan berlemak dapat merusak sel-sel otak sehingga akan memengaruhi fungsi kognitif seseorang.

Makan cokelat atau permen saat stres mungkin menjadi pilihan beberapa dari kita untuk menenangkan diri.

Namun, pilihan makanan yang tidak sehat justru dapat memperburuk stres.

Menurut peneliti, hal ini disebabkan oleh pengaruh makanan tersebut terhadap aliran darah ke otak.

Makanan berlemak bisa membuat tubuh semakin stress.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Birmingham Inggris memberi dua croissant mentega untuk sarapan 21 orang dewasa muda yang sehat.

Baca juga: Benarkah Lemak Alpukat Bisa Menurunkan Kolesterol Jahat, Berikut Penjelasannya

Kemudian, para peserta studi diminta untuk mengerjakan soal matematika dalamwaktu yang cepat.

Mereka diberi tahu ketika mereka mendapat jawaban yang salah.

Mereka juga dapat melihat diri mereka sendiri di layar saat melakukan latihan.

Rosalind Baynham, salah satu peneliti, mengatakan bahwa eksperimen ini dirancang untuk menyimulasikan stres sehari-hari yang mungkin dihadapi di tempat kerja atau di rumah.

Baynham menjelaskan, saat seseorang stres, berbagai hal terjadi di dalam tubuhnya, detak jantung dan tekanan darahnya meningkat, pembuluh darah melebar, dan aliran darah ke otak juga meningkat.

Mengonsumsi makanan berlemak ketika stres dapat menurunkan fungsi pembuluh darah sebesar 1,74 persen.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penurunan fungsi pembuluh darah sebesar 1 % menyebabkan peningkatan risiko kardiovaskular sebesar 13 % .

Baynham mengungkapkan, gangguan fungsi pembuluh darah ini bertahan lebih lama lagi ketika peserta studi makan croissant.

Baca juga: Benarkah Stres Menyebabkan Berat Badan Turun?

Baca juga: Kenali Tanda-tanda Stres dan Depresi pada Seseorang

Para peneliti mengamati berkurangnya elastisitas arteri pada peserta hingga 90 menit setelah kondisi stres selesai.

Mengonsumsi makanan berlemak juga mengurangi oksigenasi otak di korteks pre-frontal sehingga pengiriman oksigen lebih rendah selama stres dibandingkan ketika partisipan mengonsumsi makanan rendah lemak.

Selain itu, makanan berlemak mempunyai efek negatif pada suasana hati.

Rekomendasi makanan yang lebih sehat.

Para peneliti mengatakan bahwa mengonsumsi makanan rendah lemak dapat mengurangi dampak stres pada pemulihan masyarakat.

Setelah mengonsumsi makanan rendah lemak, fungsi pembuluh darah masih mengalami efek negatif selama stres.

Namun, penurunan ini kembali ke tingkat dasar 90 menit setelah puncak stres.

Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan, dengan mengonsumsi makanan yang lebih sehat, terutama yang kaya polifenol (senyawa tumbuhan bermanfaat dengan sifat antioksidan), penurunan fungsi pembuluh darah ini dapat dicegah sepenuhnya.

(Kompas.com)

 

Baca juga: Mengonsumsi Makanan Asin Dapat Sebabkan Double Chin, Begini Penjelasan Dokter Kecantikan

Baca juga: Makanan Sehat yang Cocok Dikonsumsi di Musim Hujan untuk Menjaga Kesehatan

Baca juga: Ini Penyebab Lemak Mudah Menumpuk hingga Picu Perut Buncit

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makan Makanan Berlemak Saat Stres Bisa Berdampak Buruk bagi Tubuh, Ini Kata Penelitian", 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved