Tahukah Anda

Mengapa Ada Obat yang Bisa Diminum Bersamaan, tapi Ada yang Tidak Boleh?

Ada kalanya ketika diresepkan beberapa obat, ada satu obat yang diminumnya harus satu jam setelah obat yang lain.

Editor: Muliadi Gani
kompas.com
ilustrasi obat antibiotik 

PROHABA.CO - Pernahkah Anda membaca petunjuk pemakaian obat sebelum meminum obat?

Kegiatan tersebut ternyata penting untuk dilakukan.

Hal ini karena tidak semua obat yang yang masuk ke tubuh langsung menimbulkan efek dan bekerja dengan baik.

Ada kalanya ketika diresepkan beberapa obat, ada satu obat yang diminumnya harus satu jam setelah obat yang lain.

Kenapa ya yang lain bisa diminum bersamaan, tapi ada yang harus berselang waktunya?

Ada istilahnya kombinasi obat, yang berarti obat yang berbeda diminum bersama-sama, atau obat yang diminum dalam waktu yang berbeda, tetapi kemudian berada bersama-sama dalam darah.

Selanjutnya, ini menimbulkan hal yang disebut interaksi obat, sehingga ada kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan efek obat.

Dua atau lebih obat yang diberikan padawaktu bersamaan dapat berubah efeknya secara tidak langsung atau dapat berinteraksi.

Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain, obat herbal, makanan, minuman, atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya.

Baca juga: Tanpa Obat dan Infus, Ternyata Enam Makanan Ini Bisa Buat Kulit Putih Secara Alami

Interaksi obat bersifat sinergis

Efek obat sinergisme adalah interaksi antara dua atau lebih bahan yang menghasilkan suatu peningkatan efek dibandingkan bila diberikan secara sendiri (Tatro 2006).

Efek obat sinergis dapat bermanfaat, tapi dapat pula merugikan tubuh. Efek sinergis bermanfaat, jika penggunaan obat tunggal tidak memadai, perlu penggunaan kombinasi obat yang memiliki efek terapi yang sinergis sehingga efeknya lebih kuat.

Sedangkan efek sinergis yang merugikan terjadi ketika penggunaan dua obat atau lebih dengan efek yang sama dapat menimbulkan efek berlebihan sehingga membahayakan bagi pasien.

Contoh kombinasi obat sinergis yang bermanfaat di antaranya adalah sulfonamide dan trimetropim sebagai antibiotik.

Kedua obat ini bila diberikan bersamaan akan memiliki efek sinergis yang kuat sebagai obat antibakteri.

Ilustrasi seseorang yang minum obat, simak ulasan apt. Hesti Purwaningsih, S.Si., M.Farm
Ilustrasi seseorang yang minum obat, simak ulasan apt. Hesti Purwaningsih, S.Si., M.Farm (pixabay.com)

Contoh merek paten dari sulfonamide adalah Sulfamoxol, sedangkan trimetroprim adalah Triminex.

Kombinasi antibiotik lainnya seperti aminoglikosida dengan metronidazol biasanya digunakan untuk pengobatan infeksi campuran.

Metronidazol efektif untuk bakteri anaerob, sedangkan aminoglikosida efektif untuk bakteri aerob.

Contoh merek paten dari aminoglikosida adalah Erysanbe, sedangkan metronidazol adalah Flagyl.

Contoh kombinasi obat sinergis yang dapat merugikan di antaranya adalah propranolol dengan procainamide.

Pemberian procainamide sebagai antiaritmia dapat menurunkan tekanan darah yang sangat cepat, terutama bila diberikan secara intravena.

Pemberian bersama-sama dengan beta-blocker yang juga biasa digunakan untuk mengatasi gangguan jantung akan menyebabkan efek yang berbahaya karena bekerja sinergistik.

Contoh merek paten dari propranolol adalah Inderal, sedangkan procainamide adalah Procan.

Baca juga: Obat Praxion Diduga Penyebab Gagal Ginjal Anak

Efek potensiasi

Terkadang efek sinergis suatu obat terhadap obat yang lain lebih besar daripada efek gabungan dua obat yang sama.

Jika obat a dan b dikombinasi misalnya, maka obat a yang dibutuhkan akan menjadi lebih sedikit dengan kekuatan yang sama (Kee dan Hayes 1996).

Efek potensiasi ini bisa terjadi dari kombinasi obat yang memiliki kegiatan yang sama maupun kombinasi obat dengan kegiatan berlainan.

Contoh kombinasi obat dengan kegiatan yang sama adalah estrogen dan progestron maupun sulfametoksazol dan trimetropim sebagai antibiotik.

Contoh kombinasi obat yang memiliki kegiatan berlainan, misalnya analgetika dan klorpromazin yang menunjukkan aktivitas yang berguna melawan mual.

Potensiasi obat sering digunakan dalam analgetika. Kombinasi dua atau lebih analgetika adalah hal yang umum ditemukan.

Selain itu, efek samping masing-masing kombinasi obat yang digunakan bisa berkurang karena dosis masing-masing komponen tersebut bisa diturunkan.

Contoh kombinasi analgetika, misalnya kafein dan kodein.

Kombinasi ini sering digunakan, khususnya dalam sediaan dengan parasetamol. Selain kombinasi dengan efek yang sengaja ingin dicapai, ada juga efek potensiasi yang tidak diinginkan.

Contoh dari efek obat yang tidak diinginkan, misalnya jika alkohol dan obat sedatif seperti diazepam dikombinasi.

Kombinasi tersebut akan meningkatkan penekanan susunan saraf pusat (Kee dan Hayes 1996).

Insulin dan antidiabetika oral mudah sekali dipengaruhi efeknya oleh obatobat lain yang diberikan bersamaan.

Obat-obat yang paling sering menimbulkan interaksi dalam efek potensiasi sering kali terjadi dengan analgetika, antibiotika, alkohol, atau antikoagulansia.

Obat-obat tersebut meningkatkan kadar insulin darah sehingga bisa mengakibatkan hipoglikemia.

Penurunan kadar gula dalam darah ini sering terjadi secara mendadak, terutama ketika perut kosong (Tjay dan Rahardja 2007).

Baca juga: Kenapa Makanan Pedas Bikin Sakit Perut? Ini Penyebabnya

Interaksi bersifat antagonis

gonis Interaksi antagonis merupakan interaksi yang bersifat saling menurunkan, bahkan meniadakan khasiat dari masing-masing obat.

Kegiatan obat pertama dikurangi atau bahkan ditiadakan sama sekali oleh obat kedua yang memiliki khasiat farmakologis yang bertentangan.

Penurunan efek satu obat oleh obat yang lain atau antagonis antarobat pada umumnya tidak diinginkan, tetapi kadangkadang juga diinginkan.

Pada kasus penurunan efek obat yang tidak diinginkan, kombinasi obat dikatakan tidak sesuai (incompatible).

Bila senyawa antagonis dimaksudkan untuk menghilangkan efek agonis atau efek sampingnya, maka disebut efek kuratif, misal untuk pengobatan keracunan obat, senyawa antagonis berfungsi sebagai antidotum (Stockley 2008).

Beberapa obat yang memberikan interaksi antagonis antara lain obat yang bersifat beta agonis, yaitu Salbutamol untuk pengobatan asma dengan propanolol untuk pengobatan hipertensi, dapat menyebabkan bronkospasmus yang menyebabkan bernapas menjadi lebih sulit.

Warfarin digunakan sebagai antikoagulan sebagai pencegahan terjadinya tromboemboli seperti trombosis vena dan emboli paru, katup jantung, dan kecelakaan serebrovaskular.

Ada juga peran warfarin dalam pencegahan sekunder penyakit jantung.

Warfarin sebagai antagonis vitamin K bekerja dengan cara menghambat sintesis vitamin K sebagai faktor pembekuan dan antikoagulan alami (Patriquin dan Crowther 2011).

Warfarin dapat memperpanjang waktu pembekuan darah yang secara kompetitif menghambat efek vitamin K.

Jika asupan vitamin K bertambah, efek dari antikoagulan dihambat, sehingga menggagalkan manfaat terapi pengobatan antikoagulan (Stockley 2008).

Simetidin merupakan salah satu obat antasida, sedangkan propanolol merupakan obat pada beberapa penyakit jantung.

Namun, pemberian secara bersamaan dapat menurunkan efek dari propanolol akibat simetidin.

Hal ini dapat terjadi karena simetidin menghambat enzim sitokrom sehingga menurunkan metabolisme propanolol.

Pada akhirnya, ikutilah selalu petunjuk obat yang diberikan.

Jika tidak yakin, konsultasikan pada profesional. Seperti kalimat yang mudah diingat, orang bijak taat obat.

Artikel ini ditulis oleh drh Fathia Ramadhani, Peneliti Ahli Pertama pada Pusat Riset Zoologi Terapan – BRIN.

(Kompas.com)

Baca juga: Kenapa Pria Lebih Rentan Mengalami Kebotakan Dibanding Wanita? Berikut Alasannya

Baca juga: Kenapa Danau-Danau Terbesar di Dunia Kini Kehilangan Air, Ini Penyebabnya

Baca juga: Kenapa Banyak Hewan Besar yang Hidup di Laut Dalam?

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Obat yang Ini Bisa Diminum Bersamaan, tapi Obat yang Itu Tidak Boleh?",  

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved