Tahukah Anda

Ilmuwan Temukan Protein yang Bisa Memperlambat Penuaan, Berikut Penjelasannya

Baru-baru ini, tim peneliti dari Universitas Osaka, Jepang, menemukan sebuah protein yang berpotensi membalikkan proses penuaan sel.  

Editor: Muliadi Gani
SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI PENUAAN - Ilustrasi penuaan, proses penuaan. Ilmuwan Temukan Protein yang Bisa Memperlambat Penuaan 

“Hasilnya sangat menarik,” kata Shinji Deguchi, penulis senior studi ini. “Menekan AP2A1 dalam sel yang lebih tua justru membalikkan proses penuaan dan membantu sel menjadi lebih muda kembali.

Sebaliknya, jika AP2A1 diproduksi berlebihan dalam sel muda, sel tersebut lebih cepat mengalami penuaan.” 

Kolagen dan penuaan

Penuaan tidak hanya terjadi di dalam sel, tetapi juga terlihat pada kulit dan bagian tubuh lainnya.

Salah satu protein penting yang berperan dalam menjaga elastisitas kulit adalah kolagen. 

Kolagen adalah “lem alami” yang membuat kulit tetap kencang, sendi tetap fleksibel, serta rambut dan kuku tetap kuat.

Namun, produksi kolagen secara alami mulai menurun sejak usia 20-an.

Faktor seperti paparan sinar matahari, merokok, pola makan buruk, dan stres dapat mempercepat proses ini, menyebabkan kulit kendur dan munculnya keriput lebih cepat.

Inilah mengapa industri perawatan kulit dan suplemen sangat fokus pada kolagen sebagai kunci untuk menjaga tampilan awet muda.

Para peneliti juga menemukan bahwa AP2A1 berinteraksi dengan protein lain yang disebut integrin β1.

Integrin β1 memiliki peran penting dalam menghubungkan sel dengan lingkungannya, terutama dengan matriks ekstraseluler, yaitu struktur kolagen kompleks yang menopang sel.

Kedua protein ini bergerak bersama dalam serat stres sel, berperan dalam membentuk dan mempertahankan struktur sel senesen yang lebih besar.

Interaksi ini bisa menjadi kunci untuk memahami bagaimana sel menua dan bagaimana kita bisa memperlambat proses tersebut.

Baca juga: Bisakah Vitamin D Memperlambat Penuaan? Berikut Penjelasannya

Karena kaitannya yang erat dengan sel senesen, AP2A1 berpotensi menjadi penanda biologis penuaan.

Dengan memahami bagaimana protein ini bekerja, para ilmuwan bisa mengukur tingkat penuaan seseorang secara lebih akurat.

Lebih dari sekadar indikator, AP2A1 juga bisa menjadi target terapi medis untuk mengatasi penyakit terkait penuaan, seperti osteoporosis, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved