Tahukah Anda

Bisakah Logam Lain Diubah Menjadi Emas? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Sejak berabad-abad lalu, manusia terpesona oleh kilau emas logam mulia yang tak hanya bernilai tinggi, tetapi juga melambangkan kekuasaan, kemurnian

Editor: Muliadi Gani
Dok. Shutterstock
ILUSTRASI emas. Emas batangan, logam mulia yang harganya saat ini melambung tinggi. Bisakah Logam Lain Diubah Menjadi Emas? Ini Penjelasan Ilmiahnya 

Ringkasan Berita:
  • Sejak abad pertengahan, para alkemis dan bangsawan Eropa berusaha mengubah logam biasa menjadi emas demi kekayaan dan kehormatan.
  • Sains modern membuktikan secara teori logam bisa diubah menjadi emas dengan mengubah jumlah proton dalam inti atom, seperti yang dilakukan lewat eksperimen di Harvard, Berkeley, dan CERN.
  • Meski berhasil secara ilmiah, proses tersebut sangat mahal, rumit, dan tidak ekonomis sehingga tidak dapat menjadi sumber kekayaan.

PROHABA.CO -  Demi mengejar kehormatan dan kekayaan, para bangsawan Eropa pada abad pertengahan berusaha keras mengubah logam-logam biasa menjadi emas.

Namun, benarkah sains modern bisa mewujudkan impian kuno tersebut? 

Sejak berabad-abad lalu, manusia terpesona oleh kilau emas logam mulia yang tak hanya bernilai tinggi, tetapi juga melambangkan kekuasaan, kemurnian, dan keabadian.

Di Eropa abad pertengahan, para bangsawan dan ilmuwan terobsesi dengan satu impian besar: mengubah logam biasa menjadi emas.

Upaya tersebut dikenal sebagai chrysopoeia, bagian dari praktik alkimia yang kini sering dianggap sebagai mitos kuno.

Namun pertanyaannya: benarkah itu mustahil secara ilmiah? Ternyata, sains modern menjawab tidak sepenuhnya mustahil.

Gagasan tentang perubahan logam menjadi emas pertama kali muncul di Yunani Kuno, diperkenalkan oleh filsuf Zosimos dari Panopolis.

Bagi Zosimos, proses ini bukan sekadar eksperimen kimia, melainkan simbol penyucian dan penebusan jiwa.

Namun, ketika ide itu sampai di Eropa abad pertengahan, maknanya berubah drastis.

Para alkemis dan bangsawan kala itu melihatnya sebagai jalan pintas menuju kekayaan.

Mereka percaya logam seperti timbal atau besi hanyalah “logam belum matang” yang suatu saat akan menjadi emas secara alami di dalam perut bumi proses yang memerlukan waktu ribuan tahun.

“Bagi para filsuf alam kala itu, emas dianggap sebagai bentuk logam paling murni,” kata Umberto Veronesi, arkeolog dan ilmuwan warisan budaya dari Nova University Lisbon, Portugal.

“Mereka yakin dapat mempercepat ‘pematangan’ logam itu menggunakan zat legendaris bernama batu filsuf (philosopher’s stone).”

Menurut teori alkimia, semua logam terbentuk dari tiga elemen dasar: raksa (merkuri), belerang (sulfur), dan garam (salt).

Dengan menyusun ulang kombinasi ketiganya dan menghapus ketidaksempurnaan, para alkemis percaya mereka bisa menciptakan emas. Di masa itu, hampir tak ada yang meragukan kemungkinan tersebut.

Baca juga: Fakta Logam Mulia, Berapa Banyak Cadangan Emas di Dunia? Simak Penjelasannya Menurut Ilmiah

Sains Modern Menjawab Mimpi Kuno

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved