Ekonomi Kreatif

Illiza Temui Menekraf Bahas Potensi Ekonomi Kreatif Banda Aceh

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, melakukan audiensi dengan Menekraf/Kabekraf RI, bahas potensi ekonomi kreatif Banda Aceh kedepannya.

Penulis: Riva Ramadhani | Editor: Jamaluddin
serambinews.com
ILLIZA TEMUI MENEKRAF - Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'addudin Djamal, menemui Menekraf/Kabekraf RI, Teuku Riefky Harsya, bersama beberapa jajaran lain di Jakarta pada Selasa (18/3/2025), untuk membahas potensi ekonomi kreatif Banda Aceh ke depan. 

Saat ini, delapan provinsi dan 18 kabupaten/kota sudah memiliki nomenklatur baru untuk dinas ekonomi kreatif, dan ia berharap Banda Aceh bisa menjadi salah satu pelopor.

Baca juga: Ilmuan Cina Ciptakan AI yang Mampu Mengambil Keputusan Sendiri

Menanggapi hal tersebut, Illiza semakin optimis bahwa ekonomi kreatif akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di daerah.

 "Kalau wilayah memang kita kecil, sumber daya alam sedikit, tapi ekonomi kreatif begitu besar potensinya, dan semua pelakunya ada di Banda Aceh," ungkap Wali Kota Banda Aceh.

Untuk mendukung pengembangan sektor ini, Illiza akan memperkuat kerja sama regional Banda Aceh, Sabang, dan Jantho-Aceh Besar (Basajan).

"Dalam bidang air bersih dan persampahan sudah berjalan, dan ke depan saya kira patut kita perluas ke ekonomi kreatif," ujarnya.

Selain itu, Pemko Banda Aceh juga berkomitmen untuk membentuk dinas ekonomi kreatif.

"Tahapan kajian akademik sedang kita lakukan, namun untuk tahap awal belum bisa dinas sendiri karena beban anggaran saat ini, kita akan lebur dengan dinas lain dulu, berbasis data sehingga lebih mudah kita intervensi," jelasnya.

Baca juga: Kemenperin Ancam Cabut Izin Produsen MinyaKita yang Langgar Aturan

Sebagai bagian dari strategi pengembangan ekonomi kreatif, Illiza juga memperkenalkan program unggulan Banda Aceh Academy (BAA).

 "Awalnya memang kita peruntukkan bagi peningkatan SDM internal, tapi ke depan BAA akan menjadi pusat kolaborasi pengembangan SDM, tenaga kerja terampil, dan wadah komunitas guna mendorong lahirnya produk-produk inovatif yang berdaya saing."

Ia menegaskan, dengan dukungan pemerintah pusat dan provinsi, BAA akan mampu meningkatkan keterampilan masyarakat serta memperkuat usaha ekonomi kreatif, sekaligus mengangkat potensi budaya Aceh.

"Gedungnya akan kita renovasi tahun ini, bekas Kantor Dekranasda di kawasan Blang Padang, ruang workshop berikut bidang-bidang ekrafnya akan kita persiapkan khusus," kata Illiza, sembari mengharapkan dukungan penuh dari Kemenekraf.

Baca juga: Puluhan Anak di Bantul Keracunan Massal Usai Makan Takjil Rice Bowl

Baca juga: Viral Dua Anggota DPRD Medan Berkelahi di Kamar Mandi Gara-gara Panggilan Nama

Dari sisi kelembagaan, BAA nantinya akan berbentuk unit pelaksana teknis daerah (UPTD) agar lebih fleksibel dalam berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kampus serta pemerintah daerah lain di dan luar Aceh.

Dalam waktu dekat, Illiza juga menggagas salah satu program unggulan BAA, yaitu pencanangan Banda Aceh sebagai Kota Parfum Indonesia.

"Bukan tanpa alasan, karena faktanya minyak nilam Aceh kini menguasai 70 persen bahan baku parfum dunia.

Selama ini, nilam Aceh dibawa ke Medan sampai ke Singapura.

Tapi, tidak ada nama Aceh di situ.

Karena itu, kita harus mampu memproduksi sendiri dengan kualitas terbaik, kita punya wangi Jeumpa dan Seulanga yang khas, brand-nya nanti bisa macam-macam--produksi pelaku ekonomi kreatif Banda Aceh," pungkasnya. (Penulis adalah mahasiswa internship dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala)

Update berita lainya di PROHABA.co dan Google News.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved