Kesehatan
Apa Itu Epilepsi? Mari Kenali Berikut Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
Epilepsi bukanlah penyakit menular atau gangguan kejiwaan, melainkan kondisi medis yang dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat.
Penulis: Riva Ramadhani | Editor: Jamaluddin
Karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami epilepsi agar stigma yang ada bisa dikurangi dan penderita bisa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
PROHABA.CO – Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat yang ditandai dengan kejang berulang akibat aktivitas listrik yang tidak normal di otak.
Kondisi ini dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin.
Meski begitu, banyak orang masih memiliki pemahaman yang kurang tepat tentang penyakit ini.
Epilepsi bukanlah penyakit menular atau gangguan kejiwaan, melainkan kondisi medis yang dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat.
Karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami epilepsi agar stigma yang ada bisa dikurangi dan penderita bisa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Baca juga: Miliki Riwayat Epilepsi, Seorang Warga Aceh Barat Hilang, Diduga Tenggelam Saat Berwudhuk
Berikut beberapa gejala, penyebab, serta cara pengobatan epilepsi berdasarkan situs kesehatan:
Gejala Epilepsi
Gejala utama epilepsi adalah kejang yang dapat bervariasi tergantung pada area otak yang terpengaruh.
Beberapa jenis kejang meliputi:
- Kejang tonik-klonik: Gerakan tubuh tidak terkendali, tergigitnya lidah, dan kesulitan bernapas.
- Kejang absans: Tatapan mata kosong, hilangnya kesadaran sesaat, dan tidak mengingat kejadian di sekitarnya.
- Kejang atonik: Tubuh tiba-tiba lemas, kehilangan kesadaran, dan pingsan.
- Kejang mioklonik: Gerakan cepat pada otot secara tiba-tiba pada salah satu atau kedua lengan.
Baca juga: Bagaimana Cara Menghilangkan dan Mengobati Penyakit Biduran? Ini Penjelasan Ahli Kulit
Penyebab Epilepsi
Penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
- Epilepsi idiopatik (primer): Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun diduga terkait faktor genetik atau keturunan.
- Epilepsi simptomatik (sekunder): Disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti:
- Cedera kepala: Trauma berat pada kepala akibat kecelakaan atau benturan keras.
- Infeksi otak: Seperti meningitis yang menyebabkan peradangan pada otak.
- Gangguan perkembangan: Kelainan bawaan yang memengaruhi struktur atau fungsi otak.
- Gangguan metabolisme: Seperti ketidakseimbangan elektrolit atau gula darah rendah.
- Tumor otak: Pertumbuhan jaringan abnormal di otak yang dapat mengganggu fungsi normal.
- Stroke: Gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Alodokter
Baca juga: Kurang Percaya Diri dengan Mata Panda? Ini Penyebab dan Solusi Mengatasinya
Pengobatan Epilepsi
Pengobatan epilepsi bertujuan untuk mengendalikan kejang dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Beberapa metode pengobatan meliputi:
- Obat antiepilepsi: Obat-obatan seperti sodium valproate, carbamazepine, lamotrigine, levetiracetam, dan topiramate digunakan untuk mengontrol kejang. Pemilihan obat disesuaikan dengan jenis epilepsi, usia, dan kondisi kesehatan pasien.
- Terapi diet: Diet ketogenik, yang tinggi lemak dan rendah karbohidrat, dapat membantu mengurangi frekuensi kejang pada beberapa penderita epilepsi, terutama anak-anak.
- Operasi: Dilakukan jika kejang berasal dari area otak tertentu yang dapat diangkat tanpa mengganggu fungsi vital. Operasi biasanya dipertimbangkan jika pengobatan dengan obat tidak efektif.
Baca juga: Hindari Kompres Gunakan Es, Ini Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Sesuai Keparahannya
Baca juga: Manfaat dan Keajaiban Minyak Zaitun untuk Kesehatan, Mitos atau Fakta?
Selain itu, juga penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf guna mendapatkan diagnosis yang tepat dan menentukan metode pengobatan yang sesuai.
Penanganan yang tepat dapat membantu penderita epilepsi menjalani kehidupan yang lebih baik dan produktif. (Penulis adalah mahasiswa internship dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala)
Update berita lainya di PROHABA.CO dan Google News.
Kurangi Begadang dan Hindari Kosumsi Minuman Manis, Bisa Berakibat Gagal Ginjal |
![]() |
---|
Pilu! 20 Anak Harus Cuci Darah Seumur Hidup karena Gagal Ginjal |
![]() |
---|
Bahaya! Minuman Manis Kemasan yang Dikosumsi Anak-Anak Bisa Sebabkan Diabetes hingga Gagal Ginjal |
![]() |
---|
Kurang Tidur Bisa Picu Hipertensi, Apa Saja Tanda-tandanya? Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini |
![]() |
---|
Air Lemon Bisa Membantu Hancurkan Batu Ginjal, Bagaimana Cara Minum yang Benar? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.