“Malaria adalah satu-satunya penyakit di mana perbedaan golongan darah benar-benar berperan,” katanya.
Selain antigen A dan B, ada juga protein yang disebut faktor Rhesus (Rh) yang ada di permukaan sel darah merah.
Jika seseorang memiliki protein ini, mereka disebut Rh positif (seperti A+ atau B+).
Jika tidak, mereka disebut Rh negatif. Sekitar 15 persen orang Kaukasia, 8 % orang kulit hitam, dan 1 % orang Asia tidak memiliki faktor Rh, membuat mereka Rh negatif.
Akan tetapi, belum jelas mengapa sebagian orang memiliki Rh negatif.
Sebuah studi tahun 2012 dalam Human Genetics coba mencari keuntungan evolusioner dari menjadi Rh negatif, tetapi tidak menemukan bukti yang jelas.
Para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan besar faktor ini dulu memberikan keuntungan tertentu dalam evolusi manusia, tetapi kini manfaatnya sudah tidak relevan, atau perbedaan ini hanyalah hasil dari kebetulan genetika.
Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa perbedaan golongan darah manusia kemungkinan besar berkembang sebagai mekanisme perlindungan terhadap penyakit tertentu, terutama malaria.
Meski begitu, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang mengapa golongan darah A, B, dan AB tetap bertahan dalam populasi manusia, serta alasan di balik adanya faktor Rh negatif.
Mengetahui golongan darah bukan hanya penting untuk kebutuhan medis seperti transfusi, tetapi juga dapat membantu kita memahami lebih dalam bagaimana tubuh manusia berevolusi untuk bertahan dari berbagai penyakit.
Jadi, sudahkah kamu tahu golongan darahmu dan apa saja keunggulann serta kelemahannya?
Baca juga: Darah Emas, Golongan Darah yang Paling Langka di Dunia
Baca juga: Jus Buah dan Diabetes: Manfaat untuk Hipoglikemia, tapi Waspadai Risiko Lonjakan Gula Darah
Baca juga: 9 Penyebab Tekanan Darah Tinggi di Kalangan Anak Muda, Kok Bisa?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Kita Memiliki Golongan Darah yang Berbeda?",