Kesehatan

Waspadai Virus Nipah, Begini Gejala dan Cara Mengatasinya

Wabah NiV pertama kali dilaporkan terjadi pada awal tahun 1999 di Malaysia pada orang-orang yang melakukan kontak dengan babi yang terinfeksi.

Penulis: Ramadhani | Editor: Jamaluddin
Shutterstock/Dotted Yeti
Ilustrasi Virus Nipah. 

PROHABA.CO – Baru-baru ini viral di sosial media tentang virus Nipah.

Virus tersebut tidak jauh berbeda dengan Covid-19.

Diketahui, virus ini sudah terjadi di berbagai negara.

Salah satunya di India.

Akibat Virus Nipah, puluhan warga India tewas.

Dikutib dari laman Pubmed, Virus Nipah atau NiV adalah virus berselubung pleomorfik yang termasuk dalam famili Paramyxoviridae (genus Henipavirus).

Seperti diinformasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit ini mempengaruhi sistem pernapasan dan saraf pusat, dengan tingkat kematian berkisar 40-75 persen.

Wabah NiV pertama kali dilaporkan terjadi pada awal tahun 1999 di Malaysia.

Penderitanya adalah orang-orang yang melakukan kontak dengan babi yang terinfeksi.

NiV juga menyerang Bangladesh dan India, di mana jalur penularan utamanya adalah konsumsi getah kurma mentah yang terkontaminasi oleh kelelawar.

Baca juga: Penularan Virus Covid SARS-CoV-2 Berevolusi Pesat pada Rusa Ekor Putih

WHO sudah mendaftarkan NiV sebagai salah satu patogen baru yang dapat menyebabkan wabah parah kapan saja di masa depan dengan persiapan medis yang terbatas dan hanya sedikit proyek di perusahaan farmasi.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang berlisensi untuk digunakan pada manusia terhadap NiV dan pelaksanaannya terbatas pada perawatan suportif dan pengobatan simtomatik.

Dalam kasus yang parah dengan komplikasi neurologis dan pernafasan, perawatan intensif diperlukan.

APa Gejala Virus Nipah?

Di lansir dari laman Kemenkes, Virus Nipah merupakan virus jenis RNA yang termasuk dalam golongan Paramyxovirus.

Golongan virus ini juga dapat menyebabkan penyakit lain, seperti pneumonia, gondongan, dan campak.

Baca juga: Begini Cara Membedakan Infeksi Virus dan Infeksi Bakteri, dr. Robert Sebut Lihat dari Pola Demamnya

Virus Nipah diketahui berasal dari hewan liar seperti kelelawar pemakan buah (Pteropus sp.), dan hewan ternak seperti domba, kambing, dan babi yang terinfeksi virus tersebut.

Penularan Virus Nipah dapat terjadi ketika manusia bersentuhan langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi seperti air liur, darah, dan urine.

Selain itu, beberapa riset juga menunjukkan bahwa seseorang bisa mengalami gejala infeksi virus ini ketika ia mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi virus nipah, khususnya yang dimasak kurang matang.

Tak hanya dari hewan ke manusia, Virus Nipah pun diketahui dapat menular antarmanusia.

Seseorang bisa terinfeksi Virus Nipah bila ia pernah kontak dengan pasien yang terinfeksi virus tersebut.

Virus Nipah memiliki masa inkubasi sekitar 4–14 hari.

Ini artinya, seseorang dapat mengalami gejala infeksi Virus Nipah setelah virus tersebut masuk ke tubuhnya dalam kurun waktu tersebut.

Infeksi Virus Nipah dapat menimbulkan gejala ringan yang mirip dengan gejala infeksi virus Langya yaitu berupa gejala flu, tapi bisa juga menimbulkan gejala berat yang berisiko menyebabkan kematian.

Baca juga: Ilmuwan Berhasil Pulihkan Data Virus Corona yang Dihapus Cina

Saat terinfeksi virus Nipah, seseorang dapat mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Demam
  • Sakit Kepala
  • Batuk
  • Sakit Tenggorokan
  • Nyeri otot
  • Sesak napas
  • Muntah

Cara Mengatasi Virus Nipah

  • Seperti yang kita ketahui mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karna itu, berikut cara mencegah virus Nipah tersebut:
  • Hindari diri anda dengan kelelawar atau hewan semacamnya yang menimbulkan penyakit virus Nipah.
  • Hindari mengkonsumsi makan-makanan seperti kelelawar, katak, dan sejenisnya.
  • Cuci bersih sayur-sayuran atau buah-buahan sebelum dikonsumsi dan hindari makanan yang sudah dimakan oleh hewan lain.
  • Selalu mencuci tangan sesudah terkontaminasi dengan hewan. (Penulis adalah mahasiswa internships dari IAIN Lhokseumawe)

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved