Perang Hamas Israel

Turkiye Berupaya Seret Israel ke Pengadilan Pidana Internasional, Begini Penegasan Presiden Erdogan

Turkiye memulai upaya untuk membawa Israel ke Pengadilan Pidana Internasional atas tuduhan melakukan kejahatan perang dalam konflik dengan Hamas.

Editor: Jamaluddin
AFP
Presiden Turki Tayyip Erdogan 

Kami sudah menuliskannya sebagai seseorang yang sudah tidak relevan bagi kami," kata Erdogan seperti dilaporkan media Turki yang dikutip Arab News.

Baca juga: PRAY FOR PALESTINE, Ribuan Warga Berdoa Untuk Palestina di Masjid Raya Baiturrahman

Baca juga: Demi Palestina, Pria ini Rela Berhenti Kerja di Restoran Cepat Saji

Baca juga: Wabah Kudis dan Cacar Jadi Rintangan Baru Bagi Pengungsi Palestina di Sekolah-Sekolah UNRWA

Harus Merdeka

Pada hari yang sama, Presiden Erdogan juga menegaskan bahwa Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina merdeka dan berdaulat usai perang Israel dan Hamas selesai.

Erdogan menyatakan, pihaknya tidak akan mendukung rencana apa pun dari siapa pun yang bertujuan ‘menghapus Palestina secara perlahan dari sejarah.’

Dalam beberapa waktu terakhir, Turkiye semakin keras dalam kecaman terhadap Israel seiring memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza.

Turkiye mendukung solusi dua negara dan menjadi tuan rumah bagi anggota Hamas.

Baca juga: Ekonomi Tepi Barat Lumpuh akibat Konflik Hamas-Israel

Baca juga: Hadapi Serangan Darat Israel, Hamas Siaga dengan Kekuatan Penuh

Baca juga: Yocheved Lifshitz Ungkap Pengalaman saat Disandera Hamas

Turkiye juga menyerukan gencatan senjata secepatnya dan menawarkan untuk menjadi penjamin upaya tersebut.

Erdogan, dalam pernyataannya kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Kazakhstan pada Jumat (3/11/2023), kembali mengecam negara-negara Barat yang mendukung Israel dan menyatakan kepercayaan Turkiye pada Uni Eropa sangat terguncang.

"Setelah semua ini selesai, kami ingin melihat Gaza sebagai wilayah yang damai yang menjadi bagian dari negara Palestina yang merdeka, sesuai dengan perbatasan tahun 1967, dengan integritas wilayahnya, dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," ujar Erdogan seperti dilaporkan stasiun televisi Haberturk, pada Sabtu (4/11/2023).

"Kami akan mendukung rumusan yang membawa perdamaian dan ketenangan ke wilayah tersebut.

Kami tidak akan mendukung rencana-rencana yang akan semakin mengaburkan kehidupan rakyat Palestina dan secara perlahan menghapus mereka dari panggung Sejarah," timpal Presiden Turkiye.

Erdogan mengungkapkan, Presiden Iran Ebrahim Raisi akan mengunjungi Turki pada akhir November ini, dan ia akan menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) di Riyadh bulan ini untuk membahas gencatan senjata di Gaza.

Baca juga: Tawanan Israel Mengaku di Perlakukan Baik saat Menjadi Sandera Pasukan Perjuangan Hamas di Gaza

Baca juga: PBB Kecam Keras Israel Soal Ultimatum Evakuasi 1,1 Juta Warga Gaza, Hizbullah Siap Gabung ke Hamas

Baca juga: Konflik Israel-Hamas, Ratusan Anak Palestina Meninggal dalam 7 Hari Terakhir

Erdogan kembali menegaskan bahwa Turkiye akan mendukung segala inisiatif yang memastikan Israel diadili atas kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia.

Erdogan juga menekankan, kegagalan dalam hal ini akan merusak kepercayaan pada sistem global.

Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebutkan bahwa hingga Sabtu (4/11/2023), jumlah warga Palestina yang meninggal dunia akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza mencapai 9.488 orang.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved