Tahukah Anda

Perubahan Iklim Membuat Jamur Lebih Berbahaya bagi Manusia, Ini Penjelasannya

Sebuah tim peneliti medis dan spesialis penyakit menular telah menemukan bukti yang memperkuat teori bahwa seiring dengan pemanasan Bumi, jamur bisa

Editor: Muliadi Gani
FOTO: SHUTTERSTOCK
Jamur sangat beracun yang dikenal di Eropa sebagai jamur Destroying angel dari spesies Amanita bisporigera 

PROHABA.CO -  Perubahan iklim tak hanya membawa dampak pada temperatur global, pola cuaca, dan permukaan laut, tetapi juga berimbas pada dunia mikroorganisme, termasuk jamur.

Pergeseran suhu dan pola curah hujan memperluas wilayah penyebaran jamur penyebab penyakit.

Begitupun suhu yang lebih hangat akan membuka peluang bagi jamur untuk berevolusi menjadi agen penyakit yang lebih berbahaya.

Sebuah tim peneliti medis dan spesialis penyakit menular telah menemukan bukti yang memperkuat teori bahwa seiring dengan pemanasan Bumi, jamur bisa menjadi lebih berbahaya bagi manusia.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology, tim peneliti tersebut menjelaskan penelitian mereka tentang jamur yang telah berevolusi untuk menginfeksi manusia.

Mengutip Phys, Senin (24/6/2024), dalam sebagian besar sejarah modern, infeksi jamur pada manusia tidak dianggap sebagai ancaman dan juga jarang terjadi.

Baca juga: Ada Jamur yang Harganya Lebih Mahal daripada Emas, Benarkah?

Hal ini sedikit berubah dalam beberapa tahun terakhir karena adanya laporan peningkatan jenis infeksi jamur langka.

Penelitian sebelumnya menunjukkan alasan mengapa jamur belum menjadi ancaman manusia hingga saat ini adalah karena mereka lebih menyukai suhu yang lebih dingin dibandingkan berada di dalam tubuh mamalia.

Namun, hal tersebut mungkin berubah, seperti yang ditemukan oleh para peneliti yang terlibat dalam studi baru ini.

Para ahli penyakit menular telah memperkirakan peningkatan berbagai jenis infeksi jamur pada manusia seiring dengan pemanasan Bumi.

Mereka berpendapat bahwa ketika lingkungan tempat jamur hidup menjadi lebih hangat, jamur akan beradaptasi dan pada akhirnya mencapai titik di mana mereka akan menganggap tubuh manusia sebagai tempat yang layak bagi mereka untuk hidup.

Dalam studi ini, tim yang bekerja di Cina mencari infeksi jamur di 96 rumah sakit di negara tersebut selama tahun 2009 hingga 2019.

Jamur ulat himalaya.
Jamur ulat himalaya. (SHUTTERSTOCK)

Baca juga: Ini Alasannya Kenapa Matsutake Jepang Jadi Jamur Termahal di Dunia

Baca juga: Kasus Pertama, Jamur Tumbuhan Terdeteksi Menginfeksi Manusia

Mereka menemukan ribuan jenis jamur, salah satunya belum pernah tercatat menginfeksi manusia sebelumnya dan mereka menemukannya pada dua kasus yang tidak berhubungan.

Mereka juga menemukan bahwa obat tersebut resisten terhadap dua jenis terapi yang paling umum digunakan untuk mengobati infeksi jamur.

Penasaran dengan temuan tersebut, peneliti kemudian menyuntikkan darah yang terinfeksi jenis jamur yang sama yang dikumpulkan dari lingkungan alami ke tikus laboratorium dengan sistem kekebalan lemah dan menemukan dua hal.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved