Tahukah Anda

Apakah Perubahan Iklim Membuat Gempa Bumi Sering Tejadi, Berikut Penjelasannya

Gempa bumi ini terjadi karena pergerakan lempeng tektonik yaitu lempengan batuan masif yang menyusun kerak bumi dan mantel atas.

Editor: Muliadi Gani
TRIBUN BATAM
Ilustrasi Gempa Bumi 

Jika hal ini terjadi, perbedaan tekanan dapat menyebabkan patahan yang sebelumnya tidak aktif tiba-tiba meledak sehingga menimbulkan gempa bumi.

Yang lebih memprihatinkan dibandingkan gempa bumi akibat pencairan gletser adalah gempa bumi yang mungkin disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut.

Baca juga: Gempa Bumi Terbesar di Dunia 9,5 SR Pernah Terjadi di Chile

Baca juga: Perubahan Iklim Membuat Jamur Lebih Berbahaya bagi Manusia, Ini Penjelasannya

“Saat permukaan air laut naik, tekanan di bawah air di dasar laut juga meningkat.

Ketika tekanan air meningkat, tekanan pada garis patahan di dekat pantai juga akan meningkat,” kata Marco Bohnhoff, ahli geofisika di GFZ Helmholtz Center Potsdam dan Free University Berlin di Jerman.

Artinya, sedikit peningkatan tekanan sudah cukup untuk mempercepat siklus seismik yang dapat memicu gempa bumi.

Namun pembuktian prediksi tersebut memerlukan waktu berabad-abad sehingga sebagian besar berdasarkan pada model yang sudah ada.

Misalnya, para ilmuwan memodelkan kenaikan dan penurunan permukaan air Laut Salton, perairan pedalaman sekitar 130 kilometer timur laut San Diego selama 1.000 tahun terakhir.

Ilmuwan menemukan bahwa ketika danau tersebut penuh, jumlah air di dalamnya meningkat dan gempa bumi terjadi di sepanjang patahan San Andreas yang ada di dekatnya.

Namun, Cassidy menambahkan bahwa kenaikan permukaan laut yang menyebabkan perubahan tekanan untuk membuat gempa lebih sering ini tidak terjadi pada masa hidup kita.

Tapi ia setuju perubahan iklim akan membuat gempa semakin berbahaya.

Tsunami yang dipicu oleh gempa bumi akan mencapai daratan lebih jauh seiring naiknya permukaan air laut.

Lautan yang lebih hangat akan menyebabkan peningkatan curah hujan yang meningkatkan risiko tanah longsor akibat gempa bumi.

Curah hujan juga akan membuat guncangan gempa lebih terasa, karena getaran di tanah basah jauh lebih kuat dibandingkan di tanah kering.

“Ini adalah topik yang penting, dan saya yakin kita akan melihat banyak informasi muncul dalam beberapa bulan dan tahun mendatang.

Tetapi apa pun yang kami temukan, itu bukanlah kabar baik.” ungkap Cassidy.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved