Tahukah Anda

Mengapa Naluri Kita Menyukai Anak Hewan yang Imut-Imut, Menggemaskan?

kuda nil mungil bernama Moo Deng hingga penguin Pesto dan bayi sloth Molé, internet dipenuhi dengan gambar dan video bayi hewan yang menggemaskan. 

Editor: Muliadi Gani
FOTO: X/KHAO KHEOW OPEN ZOO VIA BBC INDONESIA
BAYI KUDA NIL - Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow di Thailand mengatakan, telah terjadi dua kali peningkatan pengunjung sejak bayi kuda nil Moo Deng lahir pada Juli 2024. 

Ini bukan kebetulan.

Banyak dari kebiasaan kita dalam mencari dan berbagi konten lucu dipengaruhi oleh keinginan untuk melarikan diri dari kehidupan yang penuh tekanan.

Buku akademik yang diedit oleh Dale, The Aesthetics and Affects of Cuteness, membahas bahwa pencarian kelucuan modern sering kali merupakan bentuk eskapisme.

Bagi hewan, kehidupan di lingkungan domestik 'baik di rumah maupun di penangkaran' sering diasosiasikan dengan kehidupan yang nyaman di segala usia.

Misalnya, dalam kasus Moo Deng, seekor kuda nil kecil yang terkenal di internet, Dale berpendapat bahwa gerakannya lebih berperan dalam menarik perhatian orang daripada sekadar penampilannya.

“Saya pikir yang menarik perhatian orang bukan hanya bentuknya, tetapi juga caranya bermain saat disemprot selang dan cara ia menggigit penjaganya dengan cara yang lucu.

Kita tertarik pada hewan-hewan yang masih berada dalam masa sosialisasi dan penuh rasa ingin tahu terhadap dunia baru di sekitar mereka.”

Minat kita terhadap bayi hewan juga terlihat dalam tren interaksi langsung dengan satwa, seperti kebun binatang interaktif, kafe hewan, yoga dengan kambing, hingga spa kapibara.

Meskipun interaksi semacam ini dapat meningkatkan kesadaran akan konservasi, hal ini juga dapat mendorong keinginan untuk memiliki hewan liar sebagai peliharaan atau bahkan menimbulkan eksploitasi terhadap hewan.

Pada akhirnya, respons kita terhadap kelucuan bukan hanya kesenangan semata.

“Keinginan untuk melindungi, merawat, dan bermain dengan sesuatu yang lucu, bahkan hanya melalui gambar di media sosial, mendorong empati dan kepedulian,” ujar Dale.

Ini adalah bagian tak terpisahkan dari sifat manusia. “Kelucuan membuat kita lebih manusiawi,” pungkasnya. 

Baca juga: Begini Cara Memberikan Obat Pada Kucing Sakit dengan Aman

Baca juga: Katak Emas Bisa Membunuh Manusia dalam Waktu 3 Menit

Baca juga: Buaya Putih Langka Dioperasi setelah Menelan 70 Koin dari Pengunjung

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Kita secara Alami Menyukai Anak Hewan yang Imut?", 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved