Kesehatan
Tragedi di Puncak Carstensz: Pentingnya Kewaspadaan dan Persiapan dalam Pendakian Gunung
Kejadian ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya pengetahuan dan kewaspadaan dalam menghadapi bahaya yang mengintai di ketinggian ekstrem
Penulis: Amelia Puspa Trinanda | Editor: Jamaluddin
Kejadian tragis ini menyoroti bahaya yang mengancam pendaki yang berani menaklukkan puncak gunung di ketinggian ekstrem.
PROHABA.CO - Dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono, kehilangan nyawa mereka di Gunung Carstensz, Papua Tengah, akibat penyakit gunung akut (Acute Mountain Sickness/AMS).
Kejadian tragis ini menyoroti bahaya yang mengancam pendaki yang berani menaklukkan puncak gunung di ketinggian ekstrem.
Lilie dan Elsa ditemukan dalam kondisi kritis saat perjalanan turun dari puncak Carstensz yang menjulang 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung yang terkenal dengan salju abadi di Indonesia.
Mereka menderita AMS yang semakin memburuk, ditambah dengan kondisi cuaca yang buruk, seperti hujan salju dan angin kencang, yang memperburuk situasi.
Apa itu AMS dan Mengapa Bisa Mematikan?
AMS adalah kondisi yang dapat menyerang pendaki yang berada di ketinggian lebih dari 3.000 meter.
Pada ketinggian ini, tubuh harus beradaptasi dengan tekanan udara yang menurun dan kadar oksigen yang lebih rendah.
Proses adaptasi ini membutuhkan waktu, dan bagi tubuh yang tidak terbiasa, ini bisa memicu gejala-gejala seperti sakit kepala, mual, kelelahan, dan gangguan tidur.
Dalam banyak kasus, gejala-gejala AMS bisa hilang dengan sendirinya setelah tubuh beradaptasi.
Namun, jika tidak ditangani dengan baik, AMS dapat berkembang menjadi lebih serius, bahkan mematikan.
Tanpa penanganan yang cepat, AMS dapat menyebabkan gangguan pada sistem tubuh, termasuk otak dan paru-paru, yang bisa berakibat fatal.
Baca juga: Bau Mulut Saat Berpuasa? Lakukan Cara Ini agar Napas Tetap Segar dan Nyaman Selama Ramadhan
Langkah-Langkah Menghindari AMS
Tragedi Lilie dan Elsa seharusnya menjadi peringatan bagi para pendaki untuk lebih waspada terhadap potensi risiko AMS.
Dikutip dari Tribunnews.com, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meminimalisir risiko tersebut:
- Pahami Laju Pendakian yang Tepat
Di ketinggian lebih dari 2.500 meter, pendakian tidak boleh melebihi 500 meter per hari.
Hal ini memberikan waktu bagi tubuh untuk beradaptasi dengan kurangnya oksigen.
- Aklimatisasi yang Memadai
Sebelum melanjutkan pendakian ke ketinggian yang lebih tinggi, pastikan untuk melakukan aklimatisasi selama minimal satu hari di ketinggian sekitar 2.500 meter.
- Hindari Aktivitas Berat
Selama 48 jam pertama berada di ketinggian, hindari olahraga berat dan konsumsi alkohol, yang dapat memperburuk gejala AMS.
- Segera Hentikan Pendakian Jika Gejala Muncul
Jika gejala AMS terasa, segera hentikan pendakian, beristirahat, dan beri waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri sebelum melanjutkan perjalanan.
Baca juga: Ini Jadwal, Cara, dan Syarat Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2025 di Bank Indonesia
Tragedi yang Mengingatkan Kita Akan Pentingnya Persiapan
Masih dikutip dari Tribunnews.com, Perjalanan Lilie dan Elsa ke puncak Carstensz seharusnya menjadi petualangan yang berkesan.
Namun, badai salju yang tak terduga dan kondisi fisik yang melemahkan mereka di ketinggian ekstrem mengakibatkan tragedi.
Kedua sahabat ini, yang telah saling mengenal sejak SMA di Malang, Jawa Timur, bersama dengan tiga pendaki lainnya, Indira Alaika, Alvin Reggy, dan Saroni, yang beruntung selamat meskipun turut mengalami hipotermia, mengingatkan kita akan pentingnya persiapan fisik dan pengetahuan yang cukup dalam setiap pendakian.
Meski upaya pertolongan sudah dilakukan, Lilie dan Elsa tidak bisa diselamatkan.
Jenazah mereka akhirnya dievakuasi dan dipulangkan ke Jakarta setelah proses yang memakan waktu.
Kejadian ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya pengetahuan dan kewaspadaan dalam menghadapi bahaya yang mengintai di ketinggian ekstrem.
Baca juga: Kurma Israel yang Diharamkan MUI, Tiga Jenis Dijual di Indonesia, Ini Daftarnya
Pelajaran dari Tragedi
Kejadian ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, mematuhi pedoman pendakian yang aman, serta mengutamakan keselamatan di atas segalanya.
Setiap pendaki harus lebih berhati-hati dan memperhatikan kondisi tubuh mereka secara cermat.
Sebelum menaklukkan puncak gunung, pastikan untuk melakukan persiapan dengan matang, termasuk aklimatisasi yang tepat, menghindari aktivitas yang dapat memperburuk gejala AMS, dan selalu siap untuk berhenti jika tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Semoga kejadian tragis ini menjadi pengingat bahwa keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama.
Kita juga harus selalu mempersiapkan diri dengan baik agar tidak menjadi korban dari bahaya yang bisa saja terjadi di setiap perjalanan pendakian gunung. (Penulis adalah mahasiswa internship dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tragedi Dua Pendaki Wanita Meninggal di Puncak Cartenz, Bisakah Acute Mountain Sickness Dicegah?
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News
Bahaya! Minuman Manis Kemasan yang Dikosumsi Anak-Anak Bisa Sebabkan Diabetes hingga Gagal Ginjal |
![]() |
---|
Kurang Tidur Bisa Picu Hipertensi, Apa Saja Tanda-tandanya? Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini |
![]() |
---|
Air Lemon Bisa Membantu Hancurkan Batu Ginjal, Bagaimana Cara Minum yang Benar? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
7 Cara Ampuh Menjaga Imun Tubuh agar Tetap Sehat Meski Cuaca Tak Menentu |
![]() |
---|
Sering Mengalami Kerontokan Rambut yang berlebihan? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.