Tahukah Anda

Ilmuwan Temukan Rasa Baru yang Bisa Dideteksi Oleh Lidah Manusia

Para ilmuwan percaya bahwa mereka berhasil mengidentifikasi (menemukenali) rasa dasar baru yang dapat dideteksi oleh lidah manusia.

Editor: Muliadi Gani
Unsplash
Ilustrasi lidah. 

PROHABA.CO - Para ilmuwan telah menemukan dasar rasa yang bisa dideteksi oleh lidah manusia.

Para ilmuwan percaya bahwa mereka berhasil mengidentifikasi (menemukenali) rasa dasar baru yang dapat dideteksi oleh lidah manusia.

Selain rasa manis, gurih, asam, pahit, dan umami, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa lidah mungkin juga dapat mendeteksi amonium klorida sebagai rasa dasar.

Para peneliti telah mengetahui selama beberapa dekade bahwa lidah mampu merespons amonium klorida.

Namun, penelitian baru dari USC Dornsife telah secara tepat menentukan reseptor di lidah yang bereaksi terhadapnya.

Temuan ini berkat protein yang disebut OTOP1, yang ditemukan di dalam membran sel dan membentuk saluran bagi ion hidrogen untuk berpindah ke dalam sel.

Reseptor untuk amonium klorida adalah reseptor yang sama yang menangkap keasaman, seperti rasa asam dari lemon atau cuka.

Baca juga: Ilmuan Ingin Redupkan Matahari untuk Selamatkan Es di Antartika

Para peneliti berhipotesis bahwa protein OTOP1 mungkin juga merespons amonium klorida karena masih memiliki kaitan dengan rasa asam.

Untuk mengonfirmasi hipotesis tersebut, peneliti menciptakan sel manusia yang dikembangkan di laboratorium yang menampilkan protein OTOP1 dan kemudian memaparkannya pada asam dan amonium klorida.

Mereka menemukan bahwa amonium klorida dapat mengaktifkan reseptor OTOP1 sama efektifnya dengan asam.

Berasa tidak enak Amonium klorida sering kali memiliki rasa yang tidak enak dan kemungkinan besar dikembangkan untuk membantu menghindari zat berbahaya karena amonia berbahaya bagi manusia dan hewan lainnya.

Namun, ada bukti bahwa manusia bisa belajar menikmatinya, seperti halnya kita menyukai makanan pedas atau asam.

Rasa amonium klorida ini menonjol pada permen garam licorice, yang populer di negara-negara Nordik, Belanda, dan Jerman bagian utara.

Emily Liman, profesor ilmu biologi di USC Dornsife sekaligus peneliti studi ini, mengatakan bahwa orang yang tinggal di negara Skandinavia pasti familier dan mungkin menyukai rasa amonium klorida.

Baca juga: Ilmuan Ungkap Banyak Gunung Berapi Aktif Sebagian Besar Berada Ada di Bawah Laut

Baca juga: Peneliti Ungkap Nenek Moyang Manusia Berasal dari Eropa

Namun, Liman menambahkan, amonium agak beracun, jadi masuk akal jika lidah manusia mengembangkan mekanisme rasa untuk mendeteksinya.

Meski demikian, mencapai status resmi suatu rasa baru bukanlah hal yang mudah.

Hal ini dapat dilihat ketika ahli kimia asal Jepang, Kikunae Ikeda, mengidentifikasi rasa dasar yang dia beri nama umami pada tahun 1908.

Umami adalah rasa gurih seperti rasa daging atau kaldu, yang ditemukan dalam makanan seperti kecap, rumput laut, ikan teri, miso, kecap ikan, kecap Inggris, dan Marmite.

Dari segi bahasa, umami dapat diterjemahkan dari bahasa Jepang sebagai “rasa gurih yang menyenangkan”.

Baru beberapa dekade kemudian komunitas ilmiah Barat menerima bahwa umami adalah garam tersendiri, yang rasanya mirip dengan manis, gurih, asam, dan pahit.

(Kompas.com)

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Kasus Penyakit Menular Bisa Melonjak, Begini Penjelasan Para Ilmuan

Baca juga: 3 Peneliti USK Garap Film "My Love Aceh" Mengandung Nilai- Nilai Edukasi

Baca juga: IRT di Kulon Progo Laporkan KDRT yang Dilakukan Suaminya

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Temukan Rasa Baru yang Bisa Diidentifikasi Lidah Manusia", 

 

 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved