Kesehatan

Mengenal Gangguan Stres Pascatrauma PTSD: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

gangguan stres pascatrauma yang dapat berkembang pada seseorang setelah mengalami peristiwa mengejutkan, menakutkan, atau berbahaya.

Penulis: Safira Aznura Yunda | Editor: Jamaluddin
FREEPIK.COM
Post-Traumatic Stress Disorder. 

Melibatkan diri dalam aktivitas bersama, mendengarkan dengan cermat, dan berbagi hiburan positif juga dapat membantu.

Jika seseorang membutuhkan bantuan, layanan kesehatan dapat merujuk mereka ke profesional kesehatan mental yang sesuai.

PTSD adalah gangguan serius yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab, gejala, dan pilihan pengobatan, diharapkan individu yang terkena dapat menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk pemulihan yang optimal.

Selain informasi pokok mengenai PTSD, penting juga untuk memahami bahwa gangguan ini dapat memengaruhi anak-anak dan remaja dengan cara yang unik.

Anak-anak mungkin menunjukkan gejala berbeda seperti enuresis atau kelupaan berbicara setelah mengalami trauma.

Sementara pengobatan melalui psikoterapi dan obat-obatan dapat membantu, WHO juga memberikan peringatan terhadap penggunaan benzodiazepin, obat anti-kecemasan, untuk mengurangi gejala stres traumatik akut.

Rekomendasi mencakup pendekatan psikososial dasar oleh para profesional kesehatan primer, termasuk pertolongan pertama psikologis, manajemen stres, dan bantuan dalam mengidentifikasi serta memperkuat metode koping positif dan dukungan sosial.

Dengan adanya panduan ini, diharapkan para profesional kesehatan di seluruh dunia dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada orang dewasa dan anak-anak yang menderita kondisi khusus terkait stres.

Pemahaman yang lebih baik, dukungan sosial, dan pendekatan pengobatan yang efektif dapat membantu mempercepat pemulihan individu yang terkena PTSD.

Penting untuk diingat bahwa informasi yang ditemukan di internet atau sumber-sumber lainnya tidak dapat menggantikan penilaian dan rekomendasi dari profesional kesehatan.

Dengan menghindari self-diagnosa, individu dapat memastikan bahwa mereka menerima bantuan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi kesehatan mental mereka. (Penulis adalah siswi magang dari SMKN 2 Lhokaeumawe)

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved