Tahukah Anda

Jawaban AI Tidak Selalu Benar dan Netral, Berikut Penjelasan Ahli

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (AI) generatif mungkin tidak senetral yang selama ini diyakini. 

Editor: Muliadi Gani
SHUTTERSTOCK/SOMYUZU
ILUSTRASI ARTIFICIAL INTELLIGENCE - Ilustrasi kecerdasan buatan. Daftar pekerjaan yang berpotensi hilang imbas AI. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (AI) generatif mungkin tidak senetral yang selama ini diyakini. 

PROHABA.CO -  Zaman sekarang teknologi menyangga kehidupan kita. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI). 

Hidup modern saat ini dikuasai perkembangan yang tidak terbendung dan penerapan dari teknologi itu.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (AI) generatif mungkin tidak senetral yang selama ini diyakini. 

Bila kita coba mencari tahu tentang beberapa peristiwa menggunakan AI, maka ada kecenderungan AI yang kita gunakan 'tergantung siapa pengembangnya' akan memberi jawaban yang mungkin bias, atau tidak bersedia menjawab sama sekali.

Cobalah mencari informasi mengenai peristiwa Tiananmen di Cina atau kebijakan Cina terhadap etik minoritas Uighur menggunakan DeepSeek.

Anda akan mendapat jawaban: Sorry, that’s beyond my current scope. Let’s talk about something else.

Namun, bila kita mencarinya di ChatGPT, maka penjelasan mengenai pertanyaan tersebut diuraikan panjang lebar.

Di pihak lain, ChatGPT, model AI yang banyak digunakan, cenderung memihak perspektif sayap kiri dan menghindari sudut pandang konservatif.

Baca juga: Teori Kecerdasan Majemuk Howard Gardner: Menjelajahi Berbagai Aspek Kecerdasan Manusia

Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruhnya terhadap masyarakat.

Bias politik dalam AI AI generatif berkembang dengan cepat, tetapi studi dari University of East Anglia (UEA) memperingatkan bahwa teknologi ini dapat menimbulkan risiko tersembunyi bagi kepercayaan publik dan nilai-nilai demokrasi.

Studi yang dilakukan bersama peneliti dari Getulio Vargas Foundation (FGV) dan Insper di Brasil terhadap ChatGPT menemukan bahwa ChatGPT menunjukkan bias politik dalam pembuatan teks dan gambar, dengan lebih memihak perspektif sayap kiri.

Temuan ini menimbulkan kekhawatiran tentang keadilan dan akuntabilitas dalam desain AI.

Para peneliti menemukan bahwa ChatGPT sering menghindari sudut pandang konservatif yang umum, sementara dengan mudah menghasilkan konten yang cenderung ke kiri. 

Ketidakseimbangan dalam representasi ideologi ini dapat mendistorsi wacana publik dan memperdalam perpecahan sosial.

Baca juga: Menuju Masa Depan,Tren Teknologi yang Akan Mengubah Dunia

Dr. Fabio Motoki, dosen di Norwich Business School UEA dan peneliti utama studi ini, menjelaskan: “Temuan kami menunjukkan bahwa alat-alat AI generatif jauh dari netral.

Mereka mencerminkan bias yang dapat membentuk persepsi dan kebijakan dengan cara yang tidak diinginkan.”

Kebutuhan akan regulasi Seiring dengan semakin integralnya AI dalam jurnalisme, pendidikan, dan pembuatan kebijakan, studi ini menyerukan transparansi dan langkah-langkah pengaturan untuk memastikan keselarasan dengan nilai-nilai sosial dan prinsip-prinsip demokrasi.

Sistem AI generatif mengubah cara informasi diciptakan, dikonsumsi, dan didistribusikan.

Meskipun inovatif, alat-alat ini berisiko memperkuat bias ideologi dan memengaruhi nilai-nilai sosial dengan cara yang belum sepenuhnya dipahami atau diatur.

Bias AI yang tak terkendali Dr. Pinho Neto, salah satu penulis studi dan profesor ekonomi di EPGE Brazilian School of Economics and Finance, menekankan dampak sosial yang mungkin terjadi.

“Bias yang tidak terkendali dalam AI generatif dapat memperdalam perpecahan sosial yang sudah ada, mengikis kepercayaan pada institusi dan proses demokrasi,” katanya.

 “Studi ini menegaskan perlunya kolaborasi lintas disiplin antara pembuat kebijakan, teknolog, dan akademisi untuk merancang sistem AI yang adil, netral, akuntabel, dan selaras dengan norma-norma sosial.

” Metode penelitian Tim peneliti menggunakan tiga metode inovatif untuk menilai keselarasan politik dalam ChatGPT.

Salah satunya adalah dengan menggunakan kuesioner standar dari Pew Research Center untuk mensimulasikan respons dari rata-rata warga Amerika.  

“Dengan membandingkan jawaban ChatGPT dengan data survei nyata, kami menemukan penyimpangan sistematis ke arah perspektif sayap kiri,” jelas Dr Motoki.  

“Pendekatan kami juga menunjukkan bagaimana ukuran sampel yang besar dapat menstabilkan output AI, memberikan konsistensi dalam temuan,” simpulnya. 

Baca juga: Bagaimana Gambaran Saat Masa Depan Didorong oleh Data Cerdas AI?

Baca juga: PHE Agresif Temukan Sumber Daya Gas Melalui Penerapan Teknologi

Baca juga: Kecerdasan Buatan akan Gantikan 300 Juta Pegawai Penuh Waktu

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penelitian: Jawaban AI Tidak Selalu Benar dan Netral", 

 

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved